Jumat, 15 Juli 2016

Asal usul Manusia dalam Perspektif Agama Islam dan Ilmu Pengetahuan



PENDAHULUAN


1.1  Latar balakang
Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus membudayakan dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu melepaskan diri dari ikatan dorongan nalurinya serta mampu menguasai alam sekitarnya dengan alat pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini berbeda dengan binatang sebagai makhluk hidup yang sama-sama makhluk alamiah dengan manusia dia tidak dapat melepaskan dari ikatan dorongan nalurinya dan terikat erat oleh alam sekitarnya.
Manusia diciptakan Allah Swt. Berasal dari saripati tanah, lalu menjadi nutfah, alaqah, dan mudgah sehingga akhirnya menjadi makhluk yang paling sempurna yang memiliki berbagai kemampuan. Oleh karena itu, manusia wajib bersyukur atas karunia yang telah diberikan Allah Swt. Manusia menurut pandangan al-Quran, al-Quran tidak menjelaskan asal-usul kejadian manusia secara rinci. Dalam hal ini al-Quran hanya menjelaskan mengenai prinsip-prinsipnya saja. Ayat-ayat mengenai hal tersebut terdapat dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al-Hijr 28, dan Al-Hajj 5.
Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsure kimiawi yang terdapat dari tanah. Adapun tahapan-tahapan dalam proses selanjutnya, al-Quran tidak menjelaskan secara rinci. Manusia yang sekarang ini, prosesnya dapat diamati meskipun secara bersusah payah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara permatozoa dengan ovum.
Perbedaan pendapat tentang apakah adam manusia pertama atau tidak, diciptakan langsung atau melalui suatu proses tampaknya tidak akan ada ujungnya karena masing-masing akan teguh pada pendiriannya. Jika polemik ini senantiasa diperpanjang, jangan-jangan hanya akan menghabiskan waktu dan tidak sempat lagi memikirkan tentang status dn tugas yang telah ditetapkan Allah pada manusia al-Quran cukup lengkap dalam memberikan informasi tentang itu. Maka dari itu sebagai penulis saya bermaksud menerangkan dan menganalisis ayat-ayat dan hadist tentang penciptaan manusia secara rinci.

1.2 Rumusan Masalah

1)      Apa pengertian manusia menurut pandangan Islam?
2)      Pengertian manusia menurut teori umum?
3)      Dari apa manusia itu diciptakan?
4)      Bagaimana asal usul manusia diciptakan?
5)      Bagaimana proses penciptaan manusia itu?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

6)      Untuk mengetahui pengertian manusia menurut pandangan Islam.
7)      Untuk mengetahui dari apa manusia itu diciptakan.
8)      Untuk menjelaskan bagaimana asal kejadian manusia dan siapa pencipta-Nya berdasarkan Al-Qur’an, hadist, dan iptek.
9)      Untuk mengetahui bagaimana proses penciptaan manusia.
10)  Untuk mengetahui  tujuan dan fungsi penciptaan manusia.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.1 Pengertian Manusia Menurut Pandangan Islam

Manusia  dalam pandangan kebendaan (materialis) hanyalah merupakan sekepal tanah di bumi. Manusia dalam pandangan kaum materialism, tidak lebih dari kumpulan daging, darah, urat, tulang, urat-urat darah dan alat pencernaan. Akal dan pikiran dianggapnya barang benda, yang dihasilkan oleh otak.[1][1] Pandangan ini menimbulkan kesan seolah-olah manusia ini makhluk yang rendah dan hina, sama dengan hewan yang hidupnya hanya untuk memenuhi keperluan dan kepuasan semata.
Dalam pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa Al-Qur’an menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4). Namun demikian, manusia akan tetap bermartabat mulia kalau mereka sebagai khalifah (makhluk alternatif) tetap hidup dengan ajaran Allah (QS. Al-An’am : 165). Karena ilmunya itulah manusia dilebihkan (bisa dibedakan) dengan makhluk lainnya, dan Allah menciptakan manusia untuk berkhidmat kepada-Nya, sebagaimana firman Allah dalam surat Adz-Dzariyat (51) : 56.
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (Adz-Dzariyat (51) : 56).

2.1.2 Pengertian Hakikat Manusia

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia diantara makhluk ciptaan-Nya. Oleh sebab itu manusia diharuskan mengenal siapa yang menciptakan dirinya sebelum mengenal lainnya.[2][2]
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
Ø  Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Ø  Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
Ø  Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati.
Ø  Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
Ø  Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusiaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.







2.2 Asal Usul Manusia Dalam Pandangan Agama Islam

1.  Proses Kejadian Manusia Pertama (Adam)
Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Hal ini ditegaskan oleh Allah di dalam firman-Nya :
"yang membuat sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah". (QS. As Sajdah (32) : 7)
Dan Allah juga berfirman dalam Qur’an Surat Al-Hijr :26
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering  (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk". (QS. Al Hijr (15) : 26)
           
2. Proses Kejadian Manusia Kedua (Siti Hawa)
Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya :
"Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" (QS. Yaasiin (36) : 36)
            Adapun proses kejadian manusia kedua ini oleh Allah dijelaskan di dalam surat An Nisaa’ ayat 1 yaitu :
"Hai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak..." (QS. An Nisaa’ (4) : 1)
            Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya.1
Dalam suatu riwayat yang lain Ibnu Abas ra. Berkata : Alah Ta’ala menciptakan nabi Adam as. Kepalanya (terbuat) dari tanah baitul Maqdis, wajahnya dari tanah surga, kedua telinganya dari tanah Thurisaina, dahinya dari tanah Iraq, giginya dari tanah telaga kautsar, tanganya yang kanan beserta jari-jarinya dari tanah ka’bah, tanganya yang kiri dari tanah Paris, kedua kakinya beserta kedua betisnya dari tanah india, tulangya dari tanah gunung, auratnya dari tanah Babilon, punggungnya dari tanah Iraq, perutnya dari tanah Khurasan, hatinya dari tanah surga firdaus, lisanya dari tanah Thaif, dan kedua matanya dari tanah telaga Kautsar.
Tatkala kepalanya (terbikin) dari tanah Baitul Maqdis, maka jadilah kepala itu tempat akal, kepintaran, dan ucapan. Tatkala kedua telinganya (terbuat) dari tanah Thurisaina, maka jadilah telinga itu tempat menerima nasehat. Dan tatkala dahinya itu dari tanah Iraq, maka jadilah dahi itu tempat bersujud kepada Allah Ta’ala . Tatkala wajah itu (terbuat) dari tanah surga, maka jadilah wajah itu menjadi tempat kebagusan dan berias. Dan tatkala giginya itu (terbuat) dari tanah telaga Kautsar, maka menjadilah gigi kitu menjadi tempat manis. Tatkala tangan kananya ( terbuat) dari tanah ka’bah, maka menjadilah tangan kanan itu tempat berkah dan menolong dalam kehidupan, serta bermurah.
Dan tatkala tangan kirinya dari tanah Faris, maka menjadilah tangan kiri itu menjadi tempat bersu ci & istinja’ (bercebok). Tatkala perutnya (terbikin) dari tanah khurasan, maka jadilah perut itu menjadi tempat lapar, dan tatkal auratnya terbuat dari tanah babilon, maka menjadilah aurat itu menjadi tempat syahwat, berkhianat dan tipuan. Tatkala tulangnya (terbuat) dari tanah gunung, maka jadilah tulang itu menjadi tulang yang keras, dan tatkala hati itu terbuat dari surga firdaus, maka menjadilah hati itu tempat iman. Tatkala lisanya terbikin dari tanah Thaif, maka jadilah lisan itu menjadi tempat melafadhkan syahadat, merendahkan diri dan berdo’a kepada Allah SWT. [3]
2.2.1 Manusia Dalam Pandangan Antropologi

Pada awalnya di dunia ini hanya ada satu sel yang kemudian berkembang dan mengalami percabangan-percabangan. Percabangan ini mengakibatkan adanya variasi mahluk hidup di dunia ini. Menurut Charles Darwin dalam teori Evolusinya, manusia merupakan hasil evolusi dari kera yang mengalami perubahan secara bertahap dalam waktu yang sangat lama. Dalam perjalanan waktu yang sangat lama tersebut terjadi seleksi alam. Semua mahluk hidup yang ada saat ini merupakan organisme-organisme yang berhasil lolos dari seleksi alam dan berhasil mempertahankan dirinya. Dalam teorinya ia mengatakan : “Suatu benda (bahan) mengalami perubahan dari yang tidak sempurna menuju kepada kesempurnaan”. Kemudian ia memperluas teorinya ini hingga sampai kepada asal-usul manusia.
Dapat disimpulkan bahwa manusia dalam pandangan Antropologi terbentuk dari satu sel sederhana yang mengalami perubahan secara bertahap dengan waktu yang sangat lama (evolusi). Berdasarkan teori ini, manusia dan semua mahluk hidup di dunia ini berasal dari satu moyang yang sama. Nenek moyang manusia adalah kera. Teori Evolusi yang dikenalkan oleh Charles Darwin ini akhirnya meluas dan terus dipakai dalam antropologi.[4][3]
Teori ini mempunyai kelemahan karena ada beberapa jenis tumbuhan dan hewan yang tidak mengalami evolusi dan tetap dalam keadaan seperti semula. Misalnya sejenis biawak/komodo yang telah ada sejak berjuta-juta tahun yang lalu dan hingga kini tetap ada. Jadi dapat kita katakan bahwa teori yang dianggap ilmiah itu ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.

Berbicara tentang asal-usul kejadian manusia mengharuskan kita untuk berbicara tentang asal-usul kehidupan dan hidup. Teori pertama yang dapat dikenali dari Aristotle (384-322M) yang disebut sebagai teori Abiogenesis atau Generasio Spontanea. Menurut teori ini, semua yang hidup muncul secara terus menerus dari yang mati atau materi. Namun teori ini di ragui oleh Lazardo Spanlazani, Frencesco Redi (dari Itali) dan Louise Pasteur (dari Perancis), berhasil membuktikan bahawa makhluk hidup tidak dari materi yang mati. Semenjak itu, pada tahun 1860, telah muncul teori baru yang menyatakan bahwa semua makhluk yang hidup berasal dari yang hidup sebelumnya (omne vivum ex vivo).
Setelah itu, munculnya teori evolusi dari Charles Darwin(1809-1882). Pada hakikatnya merupakan kelanjutan sahaja dari teori “omne vivum ex vivo”. Menurut Charles Robert Darwin pada tahun 1800-1882 bahwa hewan, tumbuhan, dan juga manusia merupakan hasil perubahan evolusi dari makhluk hidup yang sangat sederhana pada awal kehidupan di bumi, yang secara perlahan-lahan melalui proses penurunan dengan modifikasi yang akhirnya berkembang menjadi spesies organisme di muka bumi ini, termasuk di dalamnya adalah kejadian manusia.
Khusus tentang kejadian manusia, menurut teori evolusi Darwin, manusia adalah hewan atau binatang yang lebih maju dibandingkan hewan atau spesies lain. Pada tahun 1842 Darwin telah menyusun kerangka teorinya dalam sebuah buku yang setebal 250 halaman yang telah diselesaikan pada tahun 1844, yang kemudian ia beri judul The Origin of the Species by Means of Natural Selection pada tahun 1859 dan buku lain dengan judul The Origin of Men pada tahun 1871 yang kemudian terkenal dengan istilahTeori Evolusi Darwin.








Berkaitan dengan asal-usul kehidupan, Darwin secara ringkas memaparkan bahwa:

1. Kehidupan berasal dari zat-zat organik yang secara bertahap mengalami perubahan menjadi makromolekul organik yang diperkirakan bermula dari lautan.

2. Evolusi kimia dimulai dari atmosfer purba dengan beraksinya bahan-bahan anorganik dengan energi dari halilintar membentuk senyawa makromolekul sebagai komponen-komponen pembentuk sel.

3. Makromolekul-makromolekul akan terkonsentrasi di cekungan secara progresif, akibat kondisi yang relatif kering dengan bantuan ATP dan enzim-enzim terjadi percepatan reaksi sehingga terbentuk membran struktural serta ibril internal sebagai bagian sel primitif yang merupakan kemungkinan terbentuknya kehidupan pada tahap pertama kali.

4. Kemungkinan dimulainya evolusi dari laut ke darat dengan menggunakan analogi perkembanganinvertebrata dari air ke darat.

5. Perkembangan makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu lama dari bentuk sederhana menuju bentuk yang kompleks.

6. Mekanisme evolusi dilaksanakan melalui seleksi alam oleh peristiwa mutasi gen yang terjadi secara acak dan tidak terduga pada tigkat suatu populasi.

Teori Darwin berdasarkan atas seleksi alam yang dapat menghasilkan perubahan besar pada organisme setelah waktu yang lama bahkan pada suatu saat tertentu dapat menghasilkan spesies baru. Dia juga mengatakan bahwa semua organisme yang meliputi seluruh tumbuhan dan hewan yang ada dan pernah ada berkembang dari beberapa atau bahkan satu satu bentuk yang sangat sederhana melalui proses penurunan dengan modifikasi melalui seleksi alam.

Evolusi dalam pengertian-pengertian di atas adalah sebatas hipotesis ilmiah tanpa bukti, atau justru sekedar perkiraan yang kemudian diangkat menjadi kebenaran ilmiah oleh para pendukungnya dan diterima begitu saja oleh masyarakat umum lewat kediktatoran intelektual serta keyakinan yang membabibuta masyarakat pada integritas moral ilmuwan.

Seiring dengan perkembangan dunia ilmu pengetahuan modern, teori Darwin ini lambat laun digugurkan oleh para ilmuwan-ilmuwan modern yang disebabkan karena kegagalan Darwin dalam menjelaskan proses mekanisme transdormasi gen dari DNA kera menjadi manusia. Sungguh sangat gempar dan ironis bagi para ilmuwan dan kita pada saat ini yang telah lama belajar mendalami ilmu dan konsep teorinya.

Hal ini dapat dilihat melalui dalam diagram yang dibuat oleh Washburn (tahun 1960). Persoalan jika benar manusia berasal dari kera mengapa manusia tidak berubah menjadi kera dan begitu juga sebaliknya. Oleh sebab itu, manusia dan kera berbeda dan teori ini tidak relevan.










BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
v  Pengertian manusia menurut pandangan Islam, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat di sisi-Nya, yang diciptakan Allah dalam bentuk yang amat baik. Manusia diberi akal dan hati, sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan Allah, berupa al-Quran menurut sunah rasul. Dengan ilmu manusia mampu berbudaya. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (at-Tiin : 95:4).
v  Manusia adalah makhluk yang sadar diri. Ini berarti bahwa ia adalah satu-satunya makhluk hidup yang mempunyai pengetahuan atas kehadirannya sendiri. Ia mampu mempelajari, manganalisis, mengetahui dan menilai dirinya.
v  Terdapat dua pendapat mengenai asal usul manusia, yaitu bahwa asal usul manusia dari nabi Adam a.s yang merupakan pendapat para ahli agama sesuai dengan kitab-kitab suci sebagai dasar (termasuk agama Islam). Pendapat kedua berdasarkan penemuan fosil-fosil oleh para ilmuan yang berpendapat bahwa asal usul manusia sesuai dengan teori evolusi merupakan hasil evolusi dari kera-kera besar selama bertahun-tahun dan telah mencapai bentuk yang paling sempurna. Teori kedua yang dianggap ilmiah itu ternyata tidak mutlak karena antara teori dengan kenyataan tidak dapat dibuktikan.
v  Proses kejadian manusia berdasarkan Al-Qur’an dan As Sunnah terjadi dalam dua tahap. Pertama, tahapan primordial, yakni proses penciptaan nabi Adam a.s sebagai manusia pertama. Kedua, tahapan biologi, yakni manusia diciptakan dari inti sari tanah yang dijadikan air mani (nuthfah) yang tersimpan dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian nuthfah itu dijadikan darah beku (‘alaqah) yang menggantung dalam rahim. Darah beku tersebut kemudian dijadikan-Nya segumpal daging (mudghah) dan kemudian dibalut dengan tulang belulang lalu kepadanya ditiupkan ruh.
v  Allah menciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk, sehingga tidak ada satu makhlukpun yang lebih tinggi derajatnya dari manusia. Selayaknya ilmu perakitan komputer, maka Allah telah merakit manusia dengan sistem hardware dan software, lengkap, berkualitas tinggi dan multifungsi. Kesemua perangkat ini bekerja secara sinergis dan dinamis agar manusia bisa menjalankan fungsinya sebagai khalifah Allah di bumi.
v  Tujuan utama penciptaan manusia adalah agar manusia menyembah dan mengabdi kepada Allah swt. Sedangkan fungsi penciptaan manusia ke dunia, diklasifikasikan ke dalam tiga (3) pokok, yaitu:
1.         Manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi
2.         Manusia sebagai Warosatul Anbiya’
3.         Manusia sebagai ‘Abd (Pengabdi Allah)

3.2 Saran
Setelah mengetahui asal usul dan bagaimana proses manusia itu diciptakan, hendaknya setiap manusia bisa sadar akan tujuan hidupnya yaitu untuk mencari keridhaan Allah SWT, karena jiwa yang memperoleh keridhaan Allah adalah jiwa yang berbahagia, mendapat ketenangan, serta akan memperoleh imbalan surga. Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: “Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhainya. Maka masuklah dalam jamaah hamba-hambaku. Dan masuklah ke dalam surgaku.” (QS Al Fajr : 27-30)
Selama hidup di dunia manusia wajib beribadah, menghambakan diri kepada Allah. Seluruh aktivitas hidupnya harus diarahkan untuk beribadah kepada Allah SWT sebagai pencipta semua makhluk.
Semoga dapat menjadi pembelajaran bagi kita semua sehingga kita menjadi manusia yang senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Dengan terselesaikannya makalah ini semoga bermanfaat bagi semuanya dan pembaca khususnya. Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus dibenahi. Untuk itu masukan-masukan dari pihak-pihak yang merespon makalah ini sangat ditunggu.



DAFTAR PUSTAKA

Dr. Bucaille, Maurice. (1984). Asal-Usul Manusia Menurut Bibel, Al-Qur’an dan Sains. Bandung: Penerbit Mizan.
Syueb, Sudono. Buku Pintar Agama Islam. (2011). Percetakan Bushido Indonesia: Delta Media
Prof. DR. Daradjat, Zakiah. dkk. (1986). Dasar-dasar Agama Islam. Jakarta.
[1][3] Hanykpoespyta, Manusia : Antara Pandangan Antropologi dan Agama Islam, (http://hanykpoespyta.wordpress.com/2008/04/19/manusia-antara-pandangan-antropologi-dan-agama-islam/, diposting : 19 April 2008)



[1][1] Prof. DR. Zakiah Daradjat. dkk, Dasar-dasar Agama Islam (Jakarta : 1986), hal : 48.
[2][2] Sudono Syueb, Buku Pintar Agama Islam, (Percetakan Bushido Indonesia: Delta Media, 2011), hal: 70.

[4][3] Hanykpoespyta, Manusia : Antara Pandangan Antropologi dan Agama Islam, (http://hanykpoespyta.wordpress.com/2008/04/19/manusia-antara-pandangan-antropologi-dan-agama-islam/, diposting : 19 April 2008)

1 komentar:

  1. youtube - Vimeo
    YouTube - Vimeo.com videos, news & videos about movies, TV shows, events, entertainment and culture in the United States. Find vimeo channels and youtube to mp3 converter android Watch live, unlimited clips of popular movies at your

    BalasHapus